Aksi Teatrikal Illegal Logging, Gambarkan Perusakan Hutan di Atas Bumi
|Bertepatan dengan peringatan Hari Bumi 22 April, Walhi menyelenggarakan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) 2010 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta yang berlangsung pada 22-25 April. Kegiatannya terdiri dari diskusi tentang bermacam isu lingkungan hidup, pameran bermacam karya dari organisasi non pemerintah mitra Walhi dan hasil produksi masyarakat adat Baduy serta pagelaran seni pada malam harinya.
Salah satu pagelaran seni adalah aksi teatrikal Teater Koin yang menampilkan cerita bagaimana pengrusakan hutan dan illegal logging terus terjadi. Tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan yang telah berkembang di tengah masyarakat dalam menjaga hutan, para pelaku penebangan hutan terus beraksi membabat hutan. Pohon-pohon yang diperankan oleh para pemain menjadi tumbang.
Tak ayal lagi, kerusaka hutan terjadi. Hutan tidak lagi bisa berfungsi melayani kebutuhan dasar hidup masyarakat berupa air dan sumber daya alam lainnya karena sudah tidak seimbang.
Melalui aksi teatrikal ini, para pemain berharap bisa menumbuh-kembangkan sikap pelestarian hutan dalam diri masyarakat. Dengan bahasa gerak yang simbolik dan dipadukan dengan musik, para pemain mencoba mengajak semua orang untuk masuk dalam perenungan-perenungan yang divisualisasikan.
Aksi panggung kemudian dilanjutkan dengan lantunan lagu-lagu kritik sosial dan pelestarian alam dari penyanyi ibukota Melanie Subono dan Fadly Padi.
Dalam pidato peringatan Hari Bumi yang disampaikan saat pembukaan KNLH sebelum pagelaran seni, Berry Nahdian Furqan, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Jakarta (22/4) mengatakan bahwa bumi ini sudah lelah menanggung beban yang semakin berat untuk memenuhi keinginan segelintir manusia, dimana eksploitasi dan pengrusakan terhadap bumi jauh lebih besar ketimbang upaya pemulihan.
Krisis Multidimensi
Krisis multidimensi tidak henti menghantam Indonesia. Bencana demi bencana terus terjadi. Fakta membuktikan, kondisi hutan Indonesia terus mengalami deforestasi dimana tutupan hutan kita hanya tersisa kurang dari 24%. Luas keseluruhan area kontrak karya mineral dan batubara telah mencapai lebih dari 44 juta hektar atau mencapai 44% luas hutan Indonesia. Lebih dari 1500 izin konsesi tambang batubara meninggalkan banyak lubang raksasa di Kalimantan. Ada 95 juta hektar konsesi migas dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa luar negeri.
Sebanyak 85 persen produksi migas nasional dikendalikan oleh perusahaan swasta asing yang mengejar keuntungan semata dan mengabaikan kelestarian alam. Setiap tahunnya 320.000 ton limbah tailing dibuang ke laut. Sementara itu 64 DAS di Indonesia dalam kondisi sangat kritis.
“Di Hari Bumi ini, saat rata-rata petani kecil memiliki lahan 0,3 ha, 15 grup perusahaan memeiliki 5 juta ha lahan di Kalbar. Di Jambi, setengah luas provinsi telah dikuasai oleh perusahaan sawit dan HTI. Bagaimana adil terhadap bumi jika terhadap sesama manusia saja keadilan tidak ada?” kata Berry dalam pidatonya.
Menurut Berry, sistem perkebunan besar monokultur telah menghancurkan jutaan hektar hutan alam, merusak ekosistem, membuat punah makhluk hidup lain dan menggusur rakyat pemilik lahan. Eksploitasi terhadap perempuan di kawasan perkebunan skala besar semakin menjadi-jadi. Rakyat terus dimiskinkan melalui penjarahan-penjarahan ruang hidup mereka. Hutan yang begitu sakral dalam sistem masyarakat adat dimaknai oleh penguasa sebagai komoditas barang dan lahan belaka.
Krisis hukum, budaya, ekonomi, politik ditambah bencana melanda setiap hari membuat bangsa ini terpuruk kian dalam. Petani kehilangan lahan, buruh berupah rendah, rakyat miskin terus tergusur dan kekerasan masih berlangsung. Bumi serta makhluk hidup di atasnya harus diselamatkan dan Indonesia harus dipulihkan.
Pemulihan Indonesia adalah upaya pembalikan krisis multidimensi yang menjangkiti Indonesia. Memperbaiki tata kehidupan berbangsa Indonesia secara keseluruhan dengan mewujudkan keadilan ekologis dengan cara populer dan semangat revolusioner. Hal ini dilakukan dengan menyatukan kesadaran pentingnya memulihkan krisis di setiap komunitas kota dan desa. Membangkitkan kepercayaan diri bangsa untuk dapat keluar dari krisis dengan kekuatan seluruh rakyat.
Keberhasilan gerakan memulihkan Indonesia terletak pada persatuan semangat perjuangan rakyat Indonesia, khususnya kaum tani, nelayan, buruh, kelompok perempuan, masyarakat adat, dan miskin perkotaan. Dengan semangat ini, desakan pemulihan Indonesia menjadi massive memaksa negara untuk berfikir, bertindak darurat dan mandiri dalam memulihkan Indonesia.