Dari Belajar Antar Petani Mandiri, KTH Sido Rukun “Bisa”

Pak Wagito paham benar bahwa pemanenan kayu HKm bukanlah kegiatan yang biasa. Sebagai ketua kelompok tani hutan/KTH Sido Rukun, Pak Wagito ingin memastikan pemanenan dapat dijalankan dengan baik dan benar secara teknis, dan tentunya tidak merugi. Oleh karenanya, Pak Wagito mengirim 7 orang calon tenaga pemanenan kayu HKm-nya untuk belajar dan praktek langsung di penebangan kayu HKm KTH Sedyolestari.

Para petani hutan tersebut belajar dalam melakukan teknis tebang, pengukuran dan pemotongan kayu, pengelolaan tempat penampungan kayu, serta pengelolaan tenaga kerja selama 14 hari di lokasi tebangan KTH Sedyolestari, Desa Karangasem, Gunungkidul.  “Tidak sekedar teori, mereka juga langsung ikut praktek di lapangan,” penjelasan Pak Gito. Ditambahkan  olehnya, bahwa penting untuk menguasai pengetahuan dan ketampilan pemanenan kayu HKm. “Jangan sampai kegiatan pemanenan kayu justru menimbulkan kerugian bagi kelompok tani akibat salah penanganan kayu,” imbuhnya.

Bukan hanya soal teknis penebangan kayu, peserta belajar antarpetani tersebut juga mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana meminimalkan potensi konflik internal kelompok tani. Transparansi dan partisipasi seluruh anggota perlu dibangun agar kegiatan penebangan dapat bermanfaat bagi seluruh anggota.

Dari ketujuh peserta belajar ini kemudian mereka akan berbagi pengetahuan dan ketrampilan kepada kawan-kawannya dalam tim penebangan. Di sini diharapkan nantinya seluruh tenaga kerja penebangan paham dengan apa yang harus dilakukan agar penebangan dapat dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan Rencana Penebangan Tahun 2021 yang telah disahkan oleh Kepala Balai KPH Yogyakarta, estimasi kayu HKm KTH Sido Rukun sebanyak 200,14 meter kubik pada luas tebangan 25 hektar. Kegiatan penebangan ini juga akan melibatkan setidaknya 30 tenaga kerja lokal.