Workshop Hasil Identifikasi LLA, ESMS, Poverty Analisys dan Gender
|Sebagai salah satu bagian awal proyek “Mengembangkan Usaha-Usaha Ramah Lingkungan Berbasis Potensi Lokal di Kabupaten Berau”, Konsorsium Javlec Indonesia sebagai pelaksana proyek menyelenggarakan Workshop Hasil Identifikasi Pendukung proyek tersebut. Workshop yang diselenggarakan di Hotel Grand Parama Berau, 27 September 2016 ini menyampaikan beberapa hasil identifikasi yang dilakukan pada awal proyek, yakni Landscape and Lifescape Analisys (LLA), Environmental and Social Management System (ESMS), Poverty Analisys dan Social and Gender Integration Plan (SGIP).
Workshop yang difasilitasi oleh Dr. Hery Santosa ini diawali dengan Pemaparan Ahli ESMS, yakni Godril D. Yuwono, Ahli LLA oleh Prastyo Nugroho, Ahli SGIP oleh Dati Fatimah dan presentasi terakhir adalah pemaparan hasil identifikasi mengenai ESMS. Workshop dihadiri oleh Pemerintah Daerah Kab. Berau, Pemerintah Kecamatan Maratua dan Kecamatan Derawan, Pemerintah Desa dan masyarakat dari 4 desa yakni Desa Teluk Alulu, Tanjung Harapan, Tanjung Batu dan Teluk Semanting.
Poverty Analisys atau Identifikasi kemiskinan merupakan sebuah identifikasi untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat di lokasi proyek, penyebabnya serta peluang apa saja yang bisa dioptimalkan untuk merubah kondisi tersebut. Dari identifikasi yang dilakukan, wilayah proyek mempunyai pendapatan yang cukup tetapi rentan miskin. Kerentanan yang terjadi dipengaruhi karena beberapa factor yakni factor structural (politik pembangunan), sosial, lingkungan dan factor ekonomi. Hasil LLA yang disampaikan oleh Prastyo Nugroho menyampaikan mengenai bentang alam yang mempunyai potensi luar biasa, yakni potensi mangrove dan sumber daya yang cukup melimpah. Hanya saja kondisi bentang alam tersebut belum mampu dimaksimalkan dengan serius. LLA perlu dianalisa untuk mengetahui hubungan bentang alam dengan kondisi sosial ekonomi atau kehidupan masyarakat. Sedangkan Hasil analisa gender adalah masih ditemukan adanya ketimpangan gender karena ruang sosial, ruang ekonomi dan demografis. Analisa gender dilakukan untuk mendapatkan gambaran keterlibatan perempuan dan pemuda dalam keseharian dan harapanya ada keterlibatan langsung atau manfaat langsung yang diperoleh untuk kaum perempuan dan pemuda dalam proyek ini. Untuk hasil identifikasi ESMS, beberapa kesimpulanya adalah mengenai kebijakan dan kepatuhan internal proyek harus mematuhi perundang-undangan, harus ada kepastian status lahan proyek tidak bermasalah dan tentang dukungan pemangku kebijakan yang telah mendukung penuh dalam proyek ini. ESMS sendiri merupakan bagian dari proyek ini yang bertujuan memastikan bahwa proyek ini dalam pelaksanaan tidak ada sengketa dan adanya dukungan penuh dari pemerintah Daerah.
Dalam kegiatan ini mendapatkan banyak masukan dan tambahan informasi terkait dengan hasil identifikasi yang dilakukan dan juga mendapatkan masukan terhadap pelaksanaan proyek. Harapanya dengan masukan ini akan memperkaya informasi yang diperoleh dari identifikasi, baik LLA, ESMS, Poverty Kemiskinan dan SGIP.