Bercerita Tentang Mimpi bersama Javlec Junior
|Bulan Maret ini, Perpus Keliling Javlec Junior dengan dukungan dari Perpustakaan Guru Bangsa punya acara lagi di Desa Borobudur, Magelang. Tema kali ini adalah cita-cita. Sambil menunggu, teman-temannya berkumpul, anak-anak TK dan SD yang datang lebih dulu mulai membaca buku.
Acara tersebut diikuti oleh sekitar 40-an anak. Lutfi Retno Wahyudyanti, Manajer Komunikasi Javlec menjadi pengisi acara pertama. Sambil menunjukkan peta Indonesia, ia bercerita tentang mimpi masa kecilnya untuk mengelilingi Indonesia. Dahulu, hal tersebut sepertinya sulit. Liburan dan tiket pesawat bukanlah hal murah untuk kebanyakan orang di Indonesia. Tapi setelah bekerja, akhirnya Lutfi mendapat banyak kesempatan untuk datang ke berbagai wilayah di Indonesia. Ia kemudian menunjukkan foto-foto tempat yang pernah ia kunjungi sambil bercerita.
Acara berlanjut dengan cerita dari Malawi. Kisah nyata tersebut diambil dari buku berjudul Bocah Penjinak Angin. Wiliam terpaksa putus sekolah karena miskin. Tetapi, ia tetap pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Suatu hari, Wiliam membaca tentang kincir angin yang bisa membuat listrik dan mencobanya. Ia dianggap gila saat mengumpulkan barang-barang bekas untuk membangun kincir angin. Hingga akhirnya, ia berhasil.
Kincir angin ini didengar oleh seorang yang menulis di web. Ada seorang profesor membaca hal ini dan menyekolahkan anak ini. Anak ini kemudian diundang ke banyak negara untuk bercerita tentang kincir anginnya. Termasuk datang ke negeri tempat kincir angin yang ia lihat di bukunya.
Acara kemudian berlanjut dengan menggambar bersama, temanya tentang cita-cita. Setelah selesai menggambar, gambar-gambar tersebut ditempel di dinding. Satu per satu anak maju untuk bercerita tentang cita-citanya. Rizal ingin menjadi koki karena suka makan. Ia yang berbadan gemuk ingin mencicipi makanan dari berbagai daerah. Lalu, Dimas tiba-tiba bercerita tentang sejarah Borobudur sambil menggenggam tangannya seperti seolah-olah memegang mic. Ternyata, ia ingin menjadi guide supaya bisa punya banyak kenalan dari negeri lain. Ada juga Wisnu yang ingin menjadi pemain Bulutangkis. Syalsa yang suka menyanyi dan pernah beberapa kali ikut lomba ingin menjadi penyanyi. Ada juga Arden dan Deni yang ingin jadi tentara dan polisi. Profesi favorit adalah guru. Ada Rara, Ela, dan Fani yang kalau besar nanti ingin mengajar. Acara kemudian berlanjut peminjaman buku.
Saat ini, kami sedang mengumpulkan buku untuk membangun sebuah perpustakaan permanen di Desa Borobudur. Apabila ada rekan yang tertarik untuk menghibahkan buku, silahkan hubungi Lutfi di Lrwahyudyanti@yahoo.com.