Sinergisitas PT SGM Yogyakarta dengan Masyarakat Hargobinangun dalam Program Konservasi

Daerah Aliran Sungai (DAS) Gadjah Wong menjadi salah satu DAS yang berkontribusi dalam menjaga ketersediaan dan kualitas air tanah CAT Yogyakarta. Recharge area CAT Yogyakarta mayoritas berada di Kapanewon Pakem termasuk di Desa Hargobinangun.

PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) Yogyakarta merupakan salah satu private sector yang menaruh perhatian dalam bidang pengelolaan lingkungan, khususnya konservasi di Daerah Aliran Sungai Gadjah Wong.

Melalui program konservasi 2024, bekerja sama dengan Yayasan JAVLEC Indonesia dan Pemerintah Desa serta Masyarakat Hargobinangun akan melakukan beberapa program andalan yakni merealisasikan Desa Ramah Air Hujan (DeRAH) sehingga mampu meresapkan 28 ml/y air hujan di recharge area PT SGM Yogyakarta, melakukan aktivitas eco-edu conservation di recharge area PT SGM Yogyakarta dan juga membangun komunikasi multipihak dalam pemodelan pemeliharaan konservasi di kawasan recharge area (TNGM, DLH, dan BPBD Kabupaten Sleman). 

Pada konsep Desa Ramah Air Hujan (DeRAH), kegiatan akan dilakukan dengan 4 tahapan yakni perawatan pada bangunan sipil lama seperti 31 sumur resapan, 5 penampungan air hujan dan 20 rorak. Bangunan tersebut adalah hasil program konservasi PT SGM Yogyakarta pada tahun 2023.

Selain itu kegiatan lainnya yakni akan dilakukan kembali Pembangunan 26 Sumur Resapan, 5 Penampungan Air Hujan, serta melakukan pengelolaan data resapan air.

Menurut bapak Angga selaku Kepala Dukuh Kaliurang Timur, Pembangunan ini akan difokuskan ke RW 14 dan diharapakan dapat terbangun hulu-hilir dengan baik. Selain itu pada aktivitas eco-edu conservation di recharge area PT SGM Yogyakarta akan dilaksanakan dengan meningkatkan kader-kader lingkungan pada Tingkat sekolah seperti pendampingan rutin di SD Kaliurang 1, melakukan diskusi rutin untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata, serta optimalisasi Hutan Sekolah, Kebun Sekolah, dan Green House.

Selain itu juga pembentukan Kampung Iklim dengan menguatkan kelembagaan Kelompok serta mengintegrasikan wisata Kaliurang dengan pengelolaan lingkungan.

Yang masih menjadi PR kita bersama adalah proses pengolahan sampah dengan baik, maka dari itu harapan kita perlu adanya integrasi pengolahan sampah dengan maggot, karena menurut kami pengolahan sampah yang tepat dengan budidaya maggot nantinya dapat dirasakan bersama manfaatnya dan bisa juga digunakan untuk pakan ternak seperti lele dan ayam“, ungkap Tresno Sembodo selaku perwakilan dari Universitas Janabadra pada paparanya mengenai Waste Management Kamis lalu (25/04).

Tentunya dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut perlu adanya komunikasi multipihak dalam pemodelan pemeliharaan konservasi di kawasan recharge area seperti melakukan komunikasi dengan pihak TNGM, DLH, dan BPBD Kabupaten Sleman agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar serta mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. (javlec-apc)