Aqua Subang bersama Javlec Wujudkan Kecamatan Ramah Air Hujan
|PT Tirta Investama Aqua Subang bersama Javlec Indonesia, menginisiasi diskusi bersama multi pihak untuk mewujidkan Ciater sebagai kecamatan ramah air hujan.
Kegiatan diskusi ini dihadiri berbagai unsur mulai dari unsur pemerintahan antara lain Dinas Lingkungan Hidup Subang, BPBD Subang, Setda Subang bagian Pengelolaan Sumber Daya Alam, perwakilan 7 desa dari Kecamatan Ciater, PTPN VIII Tambaksari, PT Tirta Investama Aqua Subang, PT Sinkona Indonesia Lestari, Sari Ater, dan D Castello sebagai perwakilan dari perusahaan di Kecamatan Ciater.
Kecamatan Ciater merupakan salah satu kecamatan yang berlokasi di Subang bagian Selatan dengan luas wilayah 47,18km2. Terdiri dari 7 desa yaitu Desa Ciater, Cisaat, Palasari, Nagrak, Cibeusi, Cibitung dan Sanca.
Mayoritas wilayah di Kecamatan Ciater berada di ketinggian 800-1500 mdpl dengan rata-rata curah hujan per tahun lebih dari 2.500ml.
Kepala Pabrik Aqua Subang, Dwi Nofriyadi mengungkapkan, dalam kegiatan operasionalnya, Aqua memiliki komitmen ganda untuk menjaga keseimbangan keberlanjutan bisnis dan perkembangan lingkungan sosial masyarakat.
Sebelumnya, sempat dilaksanakan kegiatan monitoring untuk mengetahui capaian-capaian Program Desa Ramah Air Hujan (DeRAH) dan sekaligus mendengarkan secara langsung dari penerima manfaat atas program.
“Kali ini, kami mengajak multipihak untuk berdiskusi menindaklanjuti monitoring dan mewujudkan Ciater sebagai Kecamatan Ramah Air Hujan,” kata Dwi.
Kecamatan Ciater memiliki jenis tanah vulkanik tipe regosol dan latosol, sehingga menjadikan Kecamatan Ciater cocok untuk budidaya tanaman hortikultura.
Potensi sumber daya alam lainnya yang dimiliki Kecamatan Ciater adalah keindahan, keasrian alam dan kesejukan udaranya.
Semakin dikenalnya Kecamatan Ciater sebagai kawasan wisata dan perkembangan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun.
Kebutuhan akan lokasi obyek wisata dan lahan terbangun semakin bertambah. Perubahan penggunaan lahan (land use) di daerah dengan curah hujan tinggi seperti Ciater patut diwaspadai dampaknya.
“Sebagai perusahaan, kita dapat memulai dan ikut berkontribusi menjaga daerah resapan air dengan membuat sumur resapan dan biopori, agar air hujan bisa meresap, tidak banyak yang menjadi run off dan mengurangi banjir,” papar Zaenal Abidin dari CSR PT Tirta Investama Subang.
Sinergi parapihak dan masyarakat tujuh desa dalam mengelola lingkungan dan potensi air hujan dapat membantu terhindar dari bencana hidrologi dan secara ekonomi dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Sebagai masyarakat Ciater, kita mempunyai tujuan yang sama dalam menyelamatkan lingkungan Ciater, sehingga dibutuhkan kerjasama parapihak dan tanggungjawab bersama,” ungkap Camat Ciater, Imam Supardan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yayat Supriatna dari Dinas Lingkungan Hidup Subang.
Menurut Yayat, mengenai pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan daerah aliran sungai (DAS) di Kecamatan Ciater, pemenuhan kewajiban bagi pengembang khususnya wisata di Ciater untuk memenuhi dokumen lingkungan yang disyaratkan.
Sementara itu, Apriliyanti dari Javlec selaku pemateri menuturkan, Kecamatan Ramah Air Hujan (KeRAH) merupakan sebuah konsep yang sedang dibangun di Kecamatan Ciater, untuk membantu mengelola air hujan dan lingkungan.
“Tujuannya, supaya l cadangan air tanah dapat terjaga, terhindar dari bencana banjir dan longsor, menjaga kesuburan tanah dan diharapkan dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan dengan pemanfaatan jasa-jasa lingkungan yang ada,” kata Apriliyanti.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan konsep sederhana dalam mengelola air hujan dan lingkungan mulai dari pengenalan daerah aliran sungai (DAS), teknik-teknik fisik konservasi, sampai dengan memetakan potensi dan masalah di masing-masing desa.
“Harapannya kegiatan ini dapat menjadi awal untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai pengelolaan potensi desa dan penyusunan rencana kerja kelembagaan,” imbuhnya.(*)
Artikel ini sudah dipublikasikan di pasundan express