Keterlibatan Perempuan dan Pemuda Dalam Pengembangan Ekowisata
|Salah satu hal yang ditekankan pada proyek yang dikerjakan Yayasan Javlec Indonesia, Mengembangkan Usaha-usaha Ramah Lingkungan Berbasis Potensi Lokal di Wilayah Timur Kabupaten berau, adalah bagaimana adanya Social Gender Integration Plan (SGIP). SGIP menjadi hal yang diperhatikan serius dalam proyek ini pada setiap kegiatan dan capaian.
SGIP merupakan sebuah alat operasional yang dirancang untuk mensistemkan dan penyertaan sosial dan integrasi gender dalam seluruh kegiatan proyek. SGIP ini diharapkan sebagai alat juga untuk memastikan bahwa analisis dan integrasi sosial dan gender yang berkesinambungan, integrasi dan pengembangan kapasitas serta juga dimaksudkan untuk menyoroti kendala dan peluang sosial tertentu yang mungkin relevan di seluruh sektor serta risiko yang perlu dikurangi.
Dalam proyek ini keterlibatan perempuan dan pemuda dilakukan pada setiap output. Misalnya dalam pengembangan ekowisata yang dilakukan di lokasi proyek. Dalam capaian ini, terdapat 3 pelatihan untuk mengembangkan ekowisata, yakni Pelatihan Ekowisata, Pelatihan Mangrove dan Pelatihan BUMK.
Pelatihan Ekowisata adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan ekowisata. Dalam kegiatan ini terdapat 8 perempuan yang terlibat dari total 20 peserta. Selain itu, pelatihan Mangrove juga diikuti oleh 8 orang perempuan dari 20 peserta. Sedangkan untuk pelatihan BUMK, yang dilaksanakan di Desa Tanjung Harapan, jumlah peserta perempuan mencapai 12 orang perempuan dan laki-laki sebanyak 22 orang.
Pelibatan perempuan dalam setiap kegiatan tersebut diharapkan mampu mensetarakan pengetahuan dan peran antara perempuan dan laki-laki nantinya dalam kegiatan. Pelatihan Ekowisata yang ditekankan bagaimana mengelola potensi wisata yang ada di desa menjadi hal cukup penting, sehingga bagaimana keterlibatan perempuan di dalamnya menjadi hal penting untuk kesetaraan gender. Pengetahuan Mangrove dalam Pelatihan Mangrove ini didesain juga melibatkan perempuan agar informasi mengenai mangrove dapat dipahami baik oleh perempuan dan laki-laki.