Menjamah Pulau Terluar, Teluk Alulu

Diperlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan menggunakan speed boat dari pelabuhan Tanjung Batu, melewati perairan sekitar Pula Derawan dan Pulau Panjang kemudian disambut hijau biru air laut dan jembatan panjang dengan latar belakang susunan huruf bertulisan MARATUA. Pulau ini merupakan pelau terluar di Kalimantan Timur, berbatasan dengan perairan Philipina. Hijau muda air laut dengan pasir putih menjadikan pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Timur.

Maratua Island

Jika kita berdidri di jembatan dermaga menghadap ke arah daratan, disebelah kanan terlihat homestay serupa rumah orang bajo di atas laut, jelas menunjukkan bahwa pulau ini menjadi incaran pengusaha untuk meraih keuntungan dari potensi alam di Maratua. Dari dermaga Maratua, kita perlu membelah pulau melalui jalur darat dan kembali ke jalur laut untuk sampai ke Teluk Alulu.

Dalam perjalanan menuju Teluk Alulu terhampar beberapa daratan berpasir di tengah laut yang mampu melegakan pandangan dari teriknya matahari Maratua.

Rumah panggung di atas air laut masih ditemui di pemukian Teluk Alulu. Inilah khas pemukiman pesisir dan gaya rumah suku Bajo. Mereka adalah manusia-manusia yang melakukan ekspedisi laut di masa lalu. Mencari penghidupan dari hasil laut.

Menurut cerita dari Pak Kaprawi atau yang biasa dipanggil si Om, konon leluhur orang Bajo yang tinggal di Alulu memutuskan bermukim di Maratua karena melihat pulau ini dipenuhi pohon kelapa. Adanya kelapa yang tumbuh di pulau ini membuat leluhur orang Alulu percaya bahwa pulau ini bisa memberikan penghidupan.

Teluk Alulu, wilayah ini sebagian besar di huni oleh etnis Bajo. Konon mereka adalah keturunan orang Bajo dari Philipina yang sudah tinggal puluhan tahun di Pulau Maratua. Penduduk Teluk Alulu sebagian besar masih beraktifitas seperti leluhur mereka, menjadi nelayan.

Dari banyaknya pemukiman di pulau Maratua, mereka yang tinggal di Teluk Alulu saja yang masih bekerja sebagai nelayan. Penduduk dipemukiman lain seperti di Teluk Harapan sudah beralih profesi sebagai penyedia jasa transportasi bagai wisatawan yang akan menyeberang dari Tanjung Batu menuju Maratua.

Melihat aktifitas produksi penduduk Alulu, Yayasan Javlec Indonesia merancang program untuk memperkuat ekonomi penduduk dalam memaksimalkan potensi laut. Program di Alulu sedikit berbeda dengan program di Tanjung Batu dan Teluk Semanting. Selain pelatihan pengorganisasian dan pengolahan makanan berbahan lokal, program di Alulu juga memberikan penguatan modal produksi nelayan berupa Pabrik Es Batu untuk pengawetan ikan dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

selanjutnya… “minyak kelapa teluk alulu