Sosialisasi dan Diskusi Konservasi Air untuk Masa Depan Hargobinangun

Kegiatan Sosialisasi Konservasi Air di Harjobinangun (dok.javlec)

Air merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan. Namun, peningkatan pemanfaatan air tanah yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan menurunnya muka air tanah, yang akhirnya berdampak pada berkurangnya sumber air bersih bagi masyarakat. Sebagai upaya menjaga keberlanjutan air tanah, Yayasan Javlec Indonesia, bersama dengan PT Sarihusada Generasi Mahardhika Yogyakarta, mengadakan Sosialisasi Program Konservasi Air di Desa Hargobinangun.

Desa Hargobinangun, yang terletak di lereng Gunung Merapi, memiliki peran penting sebagai zona imbuhan air tanah bagi wilayah sekitarnya, termasuk Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan sebagian Kabupaten Bantul. Berbagai pihak telah mengakui pentingnya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan untuk mencegah krisis air di masa depan.

Sayangnya, semakin meningkatnya penggunaan air tanah tanpa regulasi yang jelas menyebabkan sumber daya air semakin terbatas. Jika tidak segera ditangani, masalah ini dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat, fasilitas umum, serta sektor industri.

Kegiatan sosialiasi program konservasi ini bertujuan untuk mensosialisasikan rencana program konservasi air di tahun 2025 dan melaporkan hasil program konservasi yang telah dilaksanakan selama tahun 2024. Selain itu juga untuk mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam pelestarian sumber daya air, mengembangkan model konservasi berbasis komunitas yang berkelanjutan dan memberikan edukasi mengenai pengelolaan air tanah yang baik kepada masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa startegi utama telah dirancang, seperti: pengembangan teknik konservasi fisik, peningkatan ekonomi berbasis lingkungan, edukasi dan pelatihan kader konservasi, mendorong permodelan kerjasama multipihak dan penguatan tata ruang desa.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada Selasa, 6 Mei 2025, bertempat di Pendopo Tankaman, Kaliurang Timur, Hargobinangun. Berbagai pihak yang diundang dalam diskusi multipihak ini meliputi:
* Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman
* Balai Taman Nasional Gunung Merapi
* Pemerintah Kalurahan Hargobinangun
* PT SGM Yogyakarta, dan
* Perwakilan masyarakat dan kelompok usaha lokal

Diskusi ini telah memberikan ruang bagi setiap pihak untuk berbagi pandangan, masukan, dan strategi dalam melaksanakan program konservasi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Konservasi air bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan memerlukan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan tercipta pemahaman yang lebih luas mengenai urgensi pengelolaan air tanah, serta adanya komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air. (javlec)

One Comment