Tata Kelola Karbon Komunitas: Menjaga Hutan dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

foto ilustrasi via pexel

Kesepakatan global untuk mengurangi emisi karbon telah menjadi prioritas utama di seluruh dunia. Konferensi Iklim COP26 yang berlangsung di Skotlandia pada November 2021 lalu, menegaskan kembali komitmen untuk menahan laju deforestasi dan mengurangi emisi karbon. Salah satu program yang sudah berjalan adalah melalui perdagangan karbon, di mana skema ini memberikan insentif keuangan kepada para penjaga hutan.

Namun, apakah masyarakat pengelola hutan bisa mendapatkan manfaat dari upayanya menurunkan emisi gas rumah kaca? Jawabannya adalah iya. Masyarakat pengelola hutan memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian hutan, yang merupakan cadangan karbon yang penting. Dalam kerangka skema perdagangan karbon, mereka dapat menerima insentif keuangan untuk menjaga hutan mereka dan mengurangi emisi karbon.

Skema perdagangan karbon paling memungkinkan untuk diterapkan saat ini adalah REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and forest Degradation). REDD+ memungkinkan masyarakat pengelola hutan untuk menjual kredit karbon yang dihasilkan dari upaya mereka dalam menjaga hutan. Kredit karbon tersebut dapat dibeli oleh perusahaan atau negara yang ingin mengimbangi emisi karbon mereka. Dalam hal ini, masyarakat pengelola hutan akan mendapatkan manfaat finansial dari menjaga hutan mereka.

Namun, agar skema REDD+ dapat berjalan dengan efektif, prasyarat dan tatakelola yang baik dibutuhkan.

Pertama, prasyarat yang dibutuhkan adalah adanya sertifikasi keberlanjutan hutan dari lembaga yang kredibel. Sertifikasi ini memastikan bahwa hutan dikelola dengan cara yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Kedua, tatakelola yang baik harus dijalankan dalam pelaksanaan skema REDD+.

Masyarakat pengelola hutan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dan ada mekanisme untuk memastikan bahwa insentif keuangan yang diterima dapat digunakan secara transparan dan adil.

Dalam kesimpulannya, tata kelola karbon komunitas merupakan cara yang efektif untuk menjaga hutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Skema perdagangan karbon seperti REDD+ memberikan insentif finansial kepada masyarakat pengelola hutan untuk menjaga kelestarian hutan dan mengurangi emisi karbon. Namun, prasyarat dan tatakelola yang baik harus dijalankan agar skema ini dapat berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat kepada masyarakat pengelola hutan serta lingkungan secara keseluruhan. (Javlec)