Bersama BUM Desa dan PT TIV Subang, Javlec Adakan Studi Banding di DAS Cidanau Serang, Banten

Javlec dengan dukungan dari PT Tirta Investama Subang, saat ini sedang mengembangkan cara lain terutama dalam menjaga lingkungan dan sumber daya air di Subang Selatan. Pembayaran Jasa Lingkungan menjadi alternatif model yang akan dikembangkan. Jasa lingkungan adalah jasa yang diberikan oleh ekosistem alam maupun buatan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan (ekosistem) dengan manfaat yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh parapihak (sekitar lingkungan maupun terdampak).

Untuk menuju kearah itu, beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 26-27 September 2019, Javlec, PT TIV Subang beserta BUM Desa Cibitung dan Cibeusi melakukan studi banding ke DAS Cidanau yang terletak di kota Serang, Banten, untuk memperdalam konsep dan pemahaman mengenai Jasa Lingkungan (JasLing) yang sudah berjalan dan dikelola oleh Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC).

studi banding

Agenda pada hari pertama kegiatan studi banding adalah diskusi di sekretariat FKDC. Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC) sendiri merupakan pengelola jasa lingkungan di DAS Cidanau Banten dengan luas DAS 22.620ha. FKDC telah mengembangkan skema pembayaran jasa lingkungan sejak tahun 2006, dan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat dan parapihak di Cilegon, Banten.

Setelah diberikan paparan mengenai latar belakang terbentuknya FKDC, fungsi DAS Cidanau dan skema pembayaran jasa lingkungan yang melibatkan multipihak, antusias dari peserta studi banding untuk bertanya sangat luar biasa.

Nafillatan sebagai Ketua BUM Desa Cibeusi, awalnya masih bingung mengenai konsep pembayaran jasa lingkungan, “ternyata potensi lingkungan terutama tanaman dapat dihitung dan dihargai untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan” ungkapnya.

kth tamanan

Agenda hari kedua kegiatan studi banding adalah berkunjung ke Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Tamanan Kecamatan Ciomas. Sebagai Ketua KTH, Pak Bachrani menjelaskan langkah-langkah kerjasama mulai dari penyiapan potensi hutan (tanaman keras) dengan penomoran tanaman, termasuk kejujuran menjaga tanaman sesuai dengan komitmen dan transparansi dalam pengelolaan dana menjadi kunci kepercayaan antara anggota kelompok, FKDC dan pembeli jasa, dalam hal ini PT. Krakatau Tirta Industri.

Awal lahan yang dikelola oleh KTH Desa Tamanan untuk program jasa lingkungan seluas 20ha, dengan berjalannya waktu jumlah luasan program jasa lingkungan di Desa Tamanan terus bertambah, 25 ha dan sekarang kurang lebih 50ha.

tanaman hutan

Banyak tantangan diawal program jasa lingkungan, terutama penyadaran ke masyarakat mengenai pentingnya menanam dan mempertahankan tanaman tersebut. Selain itu penghasilan dari jasa lingkungan dengan menjaga tanaman di hutan atau kebun jauh lebih kecil dari hasil menjual kayu atau padi dari membuka lahan hutan. Dua hal besar ini yang menjadi tantangan awal program Jasa Lingkungan, tetapi niat ibadah untuk membantu sesama saudara agar fungsi lingkungan tetap berjalan baik.

Setidaknya banyak ilmu dari tanah jawara bagi Desa Cibitung, Cibeusi, TIV Subang dan Javlec, niat amal ibadah melalui menjaga lingkungan jauh lebih bernilai dari sekedar nominal rupiah yang didapat. Dengan niat ibadah, alam akan memberi lebih bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. (adr)