Rakernas AWKMI
|
Tanggal 3 dan 4 Juli lalu, sekitar 55 perwakilan pengusaha dan pemerhati masalah kehutanan hadir di Rakernas Asosiasi Wirausaha Kehutanan Masyarakat Indonesia (AWKMI). Acara yang diselenggarakan di Wisma PKBI, Jakarta tersebut membahas mengenai konsolidasi yang telah dilakukan pengurus dan rencana kedepan. Javlec, sebagai salah satu mitra yang ikut mendorong berdirinya AWKMI, terlibat sejak pra persiapan rakernas.
“Sebagai lembaga, kami merasa berkewajiban untuk mengawal AWKI. Bersama dengan community foundation lain yang bergerak di bidang kehutanan masyarakat, kami berkomitmen supaya AWKMI kelak bisa mandiri dan membantu pengusaha kecil di bidang kehutanan. Harapan kami, jika AWKMI bisa menjalankan rencana kerjanya dengan baik, mitra Javlec lain yang terkait akan turut merasakan peningkatan kesejahteraan,” tutur Fachrudin Rijadi, S.Sos, Msi, Direktur Eksekutif Javlec.
Rakernas tersebut menandai satu tahun berjalannya AWKMI. Lembaga yang kedepannya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di tepi hutan ini, berusaha untuk berjejaring. Tahun pertama kemarin diisi dengan proses koordinasi dan komunikasi dengan pengusaha-pengusaha kehutanan yang ada di daerah.
Pada hari pertama rakernas, Arif Aliadi memaparkan mengenai hasil pemetaan anggota AWKMI. Selama kurun waktu Agustus hingga Desember 2012 lalu, pengurus AWKMI berkunjung ke berbagai daerah. Dalam tiap kunjungan, mereka berdiskusi dengan pengusaha kehutanan di daerah mengenai potensi dan harapan mereka terhadap AWKMI. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, AWKMI beranggotakan 75 orang individual dan 145 organisasi. Organisasi-organisasi yang tergabung menjadi anggota memiliki berbagai bentuk. Mulai dari kelompok tani tunggal, gabungan kelompok tani, hingga kelompok berorientasi usaha. Anggota AWKMI di berbagai wilayah juga memiliki produk yang bervariasi. Selain kayu, ada pula yang memiliki produk berupa bambu, rotan, nilam, kopi, gula, mete, hingga jasa lingkungan dan pengelolaan wisata.
Berdasarkan kunjungan lapangan, selama ini para pengusaha yang menjadi anggota AWKMI menginginkan adanya pengembangan jaringan informasi dan pasar. Mereka akan terbantu dengan adanya pengembangan produk, pemasaran produk, dukungan kepada akses permodalan, dan pengembangan kemitraan. Selain itu, anggota AWKMI menginginkan pendampingan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan advokasi.
Acara yang dipimpin oleh I Gusti Putu Armada tersebut kemudian berlanjut dengan pembahasan mengenai organisasi, program kerja kedepan, dan rekomendasi eksternal. Ke depannya, AWKMI akan terus membenahi diri sehingga anggotanya bisa memanfaatkan potensi bersamaan dengan peningkatan kapasitas, manajerial, dan akses permodalan. Industri kehutanan hingga kini merupakan usaha yang menjanjikan di Indonesia. Sayangnya, hingga kini masih dikuasai oleh pengusaha bermodal besar. Untuk itu para pengusaha kecil perlu saling membantu supaya mampu bersaing.