Strategi Penanggulangan Masalah Rentan Miskin di Kampung Tanjung Batu
|Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan (baca : Akar Kerentanan), para peserta yang mengikuti FGD merumuskan 3 strategi, 5 program dan 11 kegiatan.
Strategi peningkatan pendapatan melalui pengembangan usaha baru dimaksudkan untuk memberi alternataf penghasilan lain kepada penduduk kampung Tanjung Batu karena adanya peluang yang bisa dimanfaatkan serta semain meningkatnya persaingan kegiatan mengambil ikan. Peluang yang dimaksudkan adalah memanfaatkan potensi hutan mangrove untuk dikembangkan menjadi obyek wisata ecotourism yang unik dan edukatif.
Pemasaran dari obyek wisata ini diperkirakan peserta FGD tidak sulit karena wilayah Tanjung Batu merupakan daerah transit para wisatawan yang akan mengunjungi pulau Derawan, pulau Kakaban ataupun pulau Maratua.
Untuk itu, pengembangan ecotourism mangrove perlu disain tata ruang yang dapat memberi satu kesan, track atau jalur wisata ataupun fasilitas umum seperti toilet, kedai cinderamata dan lain-lain. Selain pengembangan yang bersifat fisik, peningkatan kapasitas SDM yang akan mengelola ecotourism berbasi mangrove juga perlu dilakukan diantaranya pelatihan jasa wisata seperti pelatihan pemandu wisata mangrove, pelatihan manajemen, pelatihan desa wisasta dan lain sebagainya.
Terkait strategi kedua yaitu meningkatkan kemampuan warga dalam mengelola ekonomi rumah tangga dan usaha produktif juga sangat diperlukan masyarakat karena tingginya sifat konsumerisme khusus dikalangan suku Bajo. Seberapapun besar pendapatan nelayan namun jika keluarga nelayan tidak memiliki kedisiplinan dan ketrampilan dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga, maka penghasilan yang besar itu akan habis begitu saja. Oleh karena itu, pelatihan pengelolaan ekonomi rumah tangga khususnya bagi nelayan suku Bajo sangat dibutuhkan guna menanggulangi kerentanan mereka.
Sehubungan dengan itu, keluarga nelayan juga perlu dilatih dengan berbagai usaha produktif berbasis ikan untuk mendukung ekonomi rumah tangga. Sementara ini usaha produktif yang dilakukan masyarakat terbatas pada pembuatan ikan asin, krupuk, amplang, abon ikan ataupun bakso ikan sementara serapan pasar terhadap beragam produk berbasis ikan diperkirakan masih cukup besar seperti ikan asp, sate ikan dan lain sebagainya.
Jika kedua strategi di atas lebih bersifat teknis, maka strategi ketiga yakni meningkatkan kesadaran lingkungan warga Tanjung Batu dan sekitarnya melalui kampanye lingkungan dan kerja sama strategis dengan berbagai pihak berupaya untuk menciptakan tata kelola yang baik itu melalui MoU dengan berbagai pihak untuk masalah penegakan pengawasan maupun penerbitan aturan seperti Surat Keputusan Kepala Kampung tentang penataan zona tangkapan ikan. Pelembagaan tata kelola semacam ini sangat diperlukan untuk menjamin pelestarian lingkungan maupun mempertahankan lingkungan sehingga nelayan tidak akan merasa kesulitan mencari ikan di masa depan.
Sudah barang tentu, implementasi dari ketiga strategi sangat bergantung pada kinerja dari petugas yang berwenang pada setiap lembaga pengampu. Oleh karena itu, guna memastikan terimplementasikannya strategi tersebut, maka program dan kegiatan yang sudah tersusun perlu diupayakan untuk masuk dalam perencanaan tahunan kampung agar program dan kegiatan ini dapat menggunakan dana dari sumber Alokasi Dana Kampung (ADK) ataupun dana desa.
Berikut adalah rangkuman strategi, program dan kegiatan untuk permasalahan di Tanjung Batu.