Air Akan Segera Kami Tangkap !!!
|Sebuah catatan hasil “Sosialisasi Pembentukan Kelembagaan Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Desa Tegalmulyo merupakan salah satu desa di wilayah administratif Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, sisi paling utara. Berjarak kurang lebih 4 km dari puncak Gunung Merapi dengan ketinggian > 1000mdpl menjadikan desa ini berbeda :
- Merupakan salah satu desa ‘tambang pasir’
- Salah satu pintu tracking ke Gunung Merapi
- Udara sejuk dengan komoditi tani utama bunga dan sayuran
Terlepas dari itu semua, ternyata pada musim kemarau desa Tegalmulyo masuk dalam daftar desa kekurangan air. Pada musim penghujan, air hanya ‘numpang lewat’ tanpa masyarakat mampu berbuat banyak untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Lapisan tanah atas berupa tanah pasir, menjadikan desa ini salah satu ‘spoon’ raksasa di lereng Merapi.
“Menawi musim ketigo, njih kirang langkung setunggal KK anggota tiyang 5-6 , 5 dinten telas toyo 150 liter kangge masak minum. Beaya sewo truk tangki kalian ngisi toyo ten Kemalang ngantos minggah kirang langkung kaleh atus ewu, sewulan gih saget setunggal yuto, saget – saget gih kewan ingonan ming ngge tumbas toyo musim ketigo” ujar bu Sri Rejeki.
(Kalau musim kemarau, kurang lebih 1 KK dengan anggota 5-6 orang, selama 5 hari bisa menghabiskan air hingga 150liter untuk masak minum. Biaya sewa truk tangki dan pengisian air di daerah Kemalang bawah sampai naik ke desa, kurang lebih Rp 200.000,-, sebulan bisa sampai Rp 1.000.000,-, bisa – bisa hewan peliharaan dijual hanya untuk membeli air dimusim kemarau)
Tahun 2015, sebanyak kurang lebih 185 tangki air bantuan PMI dengan program CSR perusahaan-perusahaan swasta sedikit mengurangi beban masyarakat Desa Tegalmulyo dan desa sekitarnya. Upaya konkrit yang dijalankan Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada melalui kegiatan pengabdian untuk masyarakat, sedang mengupayakan membangun embung di Desa Tegalmulyo. Tirto Mulyo adalah nama embung yang dipilih di Desa Tegalmulyo. Beriringan dengan pembangunan fisik embung, sedang dirintis pula pembangunan kelembagaan embung yang dilaksanakan oleh Yayasan Javlec Indonesia.
Pada bulan Mei 2016 pembangunan embung telah mencapai 58,06%, dan pada tanggal 24 Mei Sosialisasi mengenai Pembentukan Kelembagaan Embung oleh Yayasan Javlec Indonesia dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi ini berlangsung di Balai Desa Tegalmulyo, diikuti oleh 51 peserta, terdiri dari 41 laki-laki dan 10 perempuan. Dari kegiatan sosialisasi ini terbentuk team 9, yang bertugas menyusun kelembagaan embung Tirta Mulya, didampingi oleh Yayasan Javlec Indonesia.
TIM PERUMUS : TIM 9
1. BPD : Siti Purwatmi
2. PemDes : Subur , Srijono , Suhono
3. Karang Taruna : Purnomo, Mas Sri Rejeki
4. PKK : Sri Sukamti
5. Tokoh Masy : Diyanto
6. Pemuda : Daliy
Di Desa Tegalmulyo sudah terbentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), yang direncanakan bernaung dibawah BUMDES dengan payung PERDES. Yayasan Javlec Indonesia akan memformulasikan kelembagaan embung yang akan disusun kedalam badan yang sudah ada di Tegalmulyo.
Rencana isi kelembagaan, mulai dari AD ART, struktur organisasi berikut job description dan standar operasional pemanfaatan embung.
Pak Madio, salah satu warga Tegalmulyo berharap untuk SOP masing-masing bagian diberikan rambu-rambu agar diketahui tugas pokok dan fungsi masing-masing, jelas setiap sub, dan ada gambaran tentang tupoksi masing-masing pengurus embung.
Kedepan, penyusunan kelembagaan akan dilakukan oleh masyarakat Tegalmulyo sendiri dan peran Yayasan Javlec Indonesia hanya sebagai pendamping yang akan mengawal proses sampai terbentuknya kelembagaan. Dengan hal seperti ini, isi didalam kelembagaan diharapkan sesuai dengan kondisi masyarakat Tegalmulyo dan ada rasa ‘handarbeni’ dari masyarakat terhadap embung dan kelembagaan sebagai satu kesatuan utuh untuk menanggulangi krisis air.
‘Menawi wonten embung ngaten, mangke toyo jawah saget dipun tangkep kalebetaken embung, amrih musim ketigo boten kirang toyo malih, lan ajeng migunaaken toyo embung njih wonten aturanipun supados mboten iren dhateng liyan. Kulo mantep wonten embung kalian kelembagaanipun’.. (aping)