Meramu Semerbak Kopi Wanagiri

Saat ini, masyarakat urban sedang gandrung-gandrungnya dengan kopi. Kopi sudah menjadi gaya hidup. Secangkir kopi dapat menghadirkan cita rasa dan identitas dari mana kopi itu berasal. Salah satunya, Kopi Arabica Wanagiri  dengan cita rasa dan identitas Bali Utara.

Kopi Wanagiri memiliki identitas  dataran tinggi 1.000 mdpl di Desa Wanagiri, Buleleng. Cita rasanya khas hutan Buleleng, yang penanamannya dicampur dengan tanaman cengkeh.

Komoditas kopi ini menjadi salah satu sumber penghidupan dalam menopang pendapatan masyarakat Desa Wanagiri. Dengan semangat meningkatkan nilai jual kopi, Kelompok Wanita Tani “Sari Amerta Giri”  mengolah kopi basah menjadi kopi biji dengan tetap menjaga kualitas kopi.

kwt sari amerta giri - desa wanagiri
KWT “Sari Amerta Giri” Desa Wanagiri (Photo: RikoSeptian)

“Kopi Wanagiri, kami produksi dengan bahan baku kopi petik merah dari ibu-ibu petani di Desa Wanagiri’, kata Ni Nyoman Budiani, tokoh perempuan yang menjadi ketua KWT Sari Amerta Giri.  Kopi Wanagiri dapat menjadi alat untuk memberdayakan perempuan-perempuan Buleleng. Sekaligus produk kopi ini dapat menjadi oleh-oleh bagi wisatawan, atau pun dapat dinikmati selama berlibur di Bali.

Dalam kesempatan pelatihan Penyusunan Bisnis Plan, Made Putriani selaku anggota KWT  menjelaskan bahwa KWT mempunyai rencana untuk membangun unit usaha di lokasi Banyumala. “ Ibu-ibu akan menjual macam-macam produk lokal untuk oleh-oleh wisatawan dan makanan lokal seperti nasi pisang, nasi keladi, dan nasi ketela dengan lauk pauk khas Banyumala”, kata Made Putriani.

pelatihan bisnis plan untuk unit usaha desa
Pelatihan Bisnis Plan untuk Unit Usaha Desa (Photo: Novianto)

Pelatihan tersebut diselenggarakan pada tanggal 24-25 November 2018 di Buleleng oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Tujuannya untuk menfasilitasi peningkatan kapasitas pengelola unit-unit usaha di tingkat desa dalam bisnis komunitas dan bisnis plan.

Sebagai tindak lanjut pelatihan, dilakukan pendampingan untuk menyusun tata hubungan kerjasama usaha antara KWT, Pokdarwis, KTH, dan BUMDesa.  Kerjasama kemitraan tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan usaha ekonomi di tingkat desa, serta memberikan pemerataan manfaat bagi masyarakat desa. (ewn)