Sensasi Air Terjun Banyumala

Twin Miracle Waterfalls, lebih dikenal dari pada nama lokal “Banyumala” yang akrab disebutkan oleh masyarakat adat Wanagiri. Banyumala Twin Waterfalls adalah air terjun yang tersembunyi di dalam Hutan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada,Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Banyumala dapat ditempuh dari Kota Denpasar sekitar 50 kilometer atau 30 kilometer dari Kota Singaraja. Lokasinya berada di atas Danau Buyan dan Danau Tamblingan.

Banyak wisatawan berkunjung untuk menikmati air  terjun kembar itu. Setelah menempuh perjalanan dari Jalan Wanagiri Sukasada, kemudian wisatawan akan melewati jalan desa sekitar 1 kilometer menuju lokasi air terjun. Dilanjutkan, jalan kaki sekitar 1 kilometer menuju pintu masuk wisata.

wana wisata banyumala hutan desa wanagiri
Wana Wisata Banyumala, Hutan Desa Wanagiri (Photo: Mayasari, 2018)

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 30 ribu untuk wisatawan asing dan Rp 20 ribu untuk wisatawan domestik, wisatawan menuruni anak tangga kayu di dalam hutan desa menuju air terjun. Di kanan kiri jalan menurun itu, wisatawan dapat menikmati pepohonan yang hijau di sekelilingnya. Di batu-batu tebing tumbuh lumut-lumut hutan, anggrek hutan,  dan gemericik rembesan air yang menambah asri dan dingin suasana.

Sesampai di lokasi air terjun, wisatawan dapat menikmati 2 air terjun utama yang indah sekali. Wisatawan dapat berbasah-basah di bawah air terjun, karena di situ ada semacam kolam besar yang menampung air terjun. Di sampingnya terdapat air terjun kecil, dimana wisatawan dapat membilas diri.

Perlu diingat, bahwa di Bali adalah menjunjung tinggi adat istiadat  yang menghargai alam. Wisatawan perlu menghargai alam, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menggunakan sabun deterjen pada saat mandi atau membilas diri di kolam air terjun.

Pengelola sudah memulai untuk mempercantik lagi lokasi wisata Banyumala. Dengan membangun gasebo-gasebo dan joglo bambu untuk menambah kenyamanan wisatawan menikmati suasana wana wisata tersebut. Ke depan, pengelola juga akan membangun kios-kios yang menjajakan oleh-oleh makanan dan kerajinan lokal. Pun, sumberdaya manusia juga akan ditingkatkan dalam hal manajemen kelembagaan wisata  dan promosi wisata.

Pengelola tersebut adalah Kelompok Wisata Wana Tirta Amerta. Kelompok wisata tersebut merupakan unit usaha yang bekerjasama dengan BUMDesa Eka Giri Karya Utama.

“Sekarang, Banyumala sudah menjadi destinasi wisata di Bali. Untuk itu Kami harus terus berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan wisatawan ”, kata  I Putu Sukadana, selaku ketua Pokwis Wana Tirta Amerta. Ditambahkan, bahwa rencana bisnis diperlukan untuk menjadi panduan dalam mengelola unit usaha tersebut. Bukan hanya pengelolaan keuangan, tapi juga peningkatkan kapasitas dan pengembangan usaha.

Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat dalam Skema Perhutanan Sosial, hasil kerjasama antara Kementerian Desa PDTT dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, memberikan fasilitasi penyusunan rencana bisnis untuk wana wisata Banyumala. “Sungguh sangat terima kasih atas bantuan fasilitasi pelatihan dan pendampingan rencana bisnis yang dilakukan oleh kawan-kawan dari Fakultas Kehutanan dan Kemendes ini’, kata I Made Darsana, selaku Ketua BUMDesa Eka Giri Karya Utama. Ditambahkan, selain rencana bisnis, kegiatan promosi produk unggulan desa juga difasilitasi dalam proyek ini. Komoditas kopi adalah unggulan produk desa yang dikembangkan. Melalui promosi berupa camping kopi dan pameran kopi.

diskusi perhutanan sosial di camping kopi wanagiri buleleng
Diskusi Perhutanan Sosial di Camping Kopi, 21-23 November 2018 (Photo: Madeyanti)

Camping kopi merupakan wahana promosi dan interaksi langsung antara pengelola wisata dengan wisatawan di hutan desa Wanagiri, dekat dengan lokasi air terjun Banyumala. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21-23 November 2018 adalah diskusi lingkungan, diskusi pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, diskusi pengelolaan hasil hutan bukan kayu, dan gelar budaya lokal. Di samping itu, ditampilkan produk-produk unggulan lokal yang diproduksi oleh masyarakat desa Wanagiri.

gratis seribu cup kopi wanagiri pada dies natalies fkt ugm ke-55
Free Seribu Cup Kopi Wanagiri di Dies Natalies FKT UGM ke-55 (Photo: Hesti Sagiri)

Selain itu, pameran kopi juga pernah dilakukan di Fakultas Kehutanan UGM dalam acara Dies Natalies Fakultas Kehutanan ke-55 tahun 2018 pada tanggal 25-27 Oktober 2018. Kopi Wanagiri ditampilkan dalam acara tersebut dan mendapatkan perhatian besar dari peserta acara. “Kopi Wanagiri ini memiliki cita rasa khas hutan Bali’, kata Rohni Sanyoto, selaku Direktur Eksekutif Yayasan Javlec Indonesia. Juga, “cicip kopi” peserta acara dapat menikmati segelas kopi gratis yang disajikan oleh Kahiyang Kopi. Iwan Kahiyang adalah salah satu pemilik kafe kopi yang bekerjasama dengan BUMDesa Eka Giri Karya Utama dalam pemasaran kopi Wanagiri.

Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam skema hutan desa di Desa Wanagiri ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah desa, BUMDesa,  dan kelompok-kelompok usaha desa. “Wana wisata Banyumala dapat menjadi pematik dalam mengintegrasikan perhutanan sosial dan pembangunan desa”, kata I Wayan Gumiarsa, selaku Kepala Desa Wanagiri.

Sudah saatnya, perhutanan sosial melebur dalam perencanaan pembangunan desa. Desa dapat memberikan dukungan penguatan kelembagaan wana wisata di hutan desa melalui BUMDesa, sekaligus penguatan modal melalui dana desa. (ewn)